Sempat terkesan
dengan cerita salah seorang teman. Kita tahu bahwa masing-massing orang
memiliki bahasa cintanya masing2 dari berupa ucapan, sentuhan, dan kehadiran.
Tak terkecuali kehidupannya, ingin rassanya membukukan kisah2 manis bersama keluarganya.
Kisah itu di awali
oleh sebuah tawa riang di rumahku bebeerapa hari lalu. Ketika itu dia
menceritakan ayahnya dari mulai diabetesnya hingga keberang katannya ke mekah
untuk umroh. Sempat terharu dan pengen sepertinya hheee...
Ya dia adalah teman
baruku yang ku kenal belum lama ini, ayahnya sedang dalam masa penyembuhan dari
diabetesnya, temanku ingin sekali menghajikannya selain itu temanku adalah
tulang punggung keluarga tapi masih semangat lho untuk kuliah malah dapat
beasiswa hemm makin buat ngiri (positif lho ya). Waktu itu dia mendaftarkan 3
orang sekaligus untuk berhaji, dia sendiri, ayah dan ibunya. Waktu itu dia
tidak yakin untuk memberangkatkan ayahnya untuk umroh tapi setelah sharing
dengan pemilik KBIH dia berani untuk mengambil keputusan tersebut.
aku tahu ayahnya dari tanteku yang kebetulan
kenal dengan ayahnya, meski udah lama nggak ketemu sihh. Beliau adalah sekurity
di salah satu hotel dekat rumah temanku tapi itu sudah lama juga. Ketika
temanku cerita tentang sang ayah dari mulai bertato, ngrokok hingga berjudi aku
terkagum (loh kok,,) ia dia nggak nutup2in jadi bisa ambil ibrohnya. “Maklum
saja laki2 pengennya di sebut gentelment” pungkasnya.
Temanku ini
memberikan kata2 cintanya berupa hadiah yaitu di daftarkannya haji sang ayah
dan umroh, alhamdulillah umrohnya sudah terlaksana sedang untuk berhajinya 3
thun lagi subahanallah. Pengen nangis rasanya pass dia cerita kalau ayahnya
tiba2 shalat “mas, bapak sholatlho hari ini” “yang bener kamu??” “iya” dengan
rasa syukur dia juga ingin meneteskan air matanya. Ketika dia pulang diajaklah
dia shalat malam dengan sang ayah menangislah dia di belakang ayahnya “bapak
tadi baca apa ya waktu sholat???” tannyanya dalam hati “sampai kadang bapak
yang bangunkan aku shalat subuh, hehe aku terkadang juga masih mengantuk, tapi
perubahannya subahanallah”
Sempet ngiri banget
dengan cowok ini, dengan bahasa cintanya merubah segalanya. Yang paling buatku
ketawa + takut juga ketika dia cerita ayahnya menghapus tato di bagian kanannya
sementara kita tahu bahwa sso yang terkena diabetes biasanya nggak boleh luka,
setelah terkaget semua anggota keluarganya dan dia “sudahlah pak jangan di
hapus tatonya biarkan saja Allah juga paham dengan keadaan bapak” memang
rejekinya si bapak nggak apa2 tangannya tapi untuk tanggan yang satunya belum
tentu seperti yang kanan jadi lebih baik tidak di hapus tatonya. mungkin sang
ayah berpikir aku akn naik haji apakh
bagaimana dengan tatoku? bagaimana dengan ibadahku? Amazing perubahnnya.
Ketika bapak umroh
beliau sempat menelfon rumah, hehe beliau bilang aku merassa sehat sekali ada
di sini (makkah) apa bolehya tinggal di sini selamanya yang kita mau,,,hoho. Ya
ndak bolehlah pak kita bukan orang sana, bisa saja bapak ini. Jawab temanku
yang sedang di telpon dengan riangnya.
Aku sempat bangga, ngiri,seneng. Temanku yang satu ini
memang mengagumkan, tutur bahasanya sangat di sukai emakku. Bagiku dia yang apa
adanya, penderma ketika ngasih saran ke aku hemmm.
Hampir semua orang di kampus mengaguminya, bangga sekali seseorang yang
mampu mendampinginya. Tak akan bisa temanku ku gambarkan dalam goresan pena.
Kelihatan sekali kalau dia sangat mencintai keluarganya menceritakan bapak
ibunya yang romantis, adik2nya masih terngiang dalam benakku yang membuatku
pengen nangis, tertawa dan bangga padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar