Minggu, 22 September 2013

my friend





Sempat terkesan dengan cerita salah seorang teman. Kita tahu bahwa masing-massing orang memiliki bahasa cintanya masing2 dari berupa ucapan, sentuhan, dan kehadiran. Tak terkecuali kehidupannya, ingin rassanya membukukan kisah2 manis bersama keluarganya.
Kisah itu di awali oleh sebuah tawa riang di rumahku bebeerapa hari lalu. Ketika itu dia menceritakan ayahnya dari mulai diabetesnya hingga keberang katannya ke mekah untuk umroh. Sempat terharu dan pengen sepertinya hheee...
Ya dia adalah teman baruku yang ku kenal belum lama ini, ayahnya sedang dalam masa penyembuhan dari diabetesnya, temanku ingin sekali menghajikannya selain itu temanku adalah tulang punggung keluarga tapi masih semangat lho untuk kuliah malah dapat beasiswa hemm makin buat ngiri (positif lho ya). Waktu itu dia mendaftarkan 3 orang sekaligus untuk berhaji, dia sendiri, ayah dan ibunya. Waktu itu dia tidak yakin untuk memberangkatkan ayahnya untuk umroh tapi setelah sharing dengan pemilik KBIH dia berani untuk mengambil keputusan tersebut.
 aku tahu ayahnya dari tanteku yang kebetulan kenal dengan ayahnya, meski udah lama nggak ketemu sihh. Beliau adalah sekurity di salah satu hotel dekat rumah temanku tapi itu sudah lama juga. Ketika temanku cerita tentang sang ayah dari mulai bertato, ngrokok hingga berjudi aku terkagum (loh kok,,) ia dia nggak nutup2in jadi bisa ambil ibrohnya. “Maklum saja laki2 pengennya di sebut gentelment” pungkasnya.
Temanku ini memberikan kata2 cintanya berupa hadiah yaitu di daftarkannya haji sang ayah dan umroh, alhamdulillah umrohnya sudah terlaksana sedang untuk berhajinya 3 thun lagi subahanallah. Pengen nangis rasanya pass dia cerita kalau ayahnya tiba2 shalat “mas, bapak sholatlho hari ini” “yang bener kamu??” “iya” dengan rasa syukur dia juga ingin meneteskan air matanya. Ketika dia pulang diajaklah dia shalat malam dengan sang ayah menangislah dia di belakang ayahnya “bapak tadi baca apa ya waktu sholat???” tannyanya dalam hati “sampai kadang bapak yang bangunkan aku shalat subuh, hehe aku terkadang juga masih mengantuk, tapi perubahannya subahanallah”
Sempet ngiri banget dengan cowok ini, dengan bahasa cintanya merubah segalanya. Yang paling buatku ketawa + takut juga ketika dia cerita ayahnya menghapus tato di bagian kanannya sementara kita tahu bahwa sso yang terkena diabetes biasanya nggak boleh luka, setelah terkaget semua anggota keluarganya dan dia “sudahlah pak jangan di hapus tatonya biarkan saja Allah juga paham dengan keadaan bapak” memang rejekinya si bapak nggak apa2 tangannya tapi untuk tanggan yang satunya belum tentu seperti yang kanan jadi lebih baik tidak di hapus tatonya. mungkin sang ayah  berpikir aku akn naik haji apakh bagaimana dengan tatoku? bagaimana dengan ibadahku? Amazing perubahnnya.
Ketika bapak umroh beliau sempat menelfon rumah, hehe beliau bilang aku merassa sehat sekali ada di sini (makkah) apa bolehya tinggal di sini selamanya yang kita mau,,,hoho. Ya ndak bolehlah pak kita bukan orang sana, bisa saja bapak ini. Jawab temanku yang sedang di telpon dengan riangnya.
Aku sempat bangga, ngiri,seneng. Temanku yang satu ini memang mengagumkan, tutur bahasanya sangat di sukai emakku. Bagiku dia yang apa adanya, penderma ketika ngasih saran ke aku hemmm.
Hampir semua orang di kampus  mengaguminya, bangga sekali seseorang yang mampu mendampinginya. Tak akan bisa temanku ku gambarkan dalam goresan pena. Kelihatan sekali kalau dia sangat mencintai keluarganya menceritakan bapak ibunya yang romantis, adik2nya masih terngiang dalam benakku yang membuatku pengen nangis, tertawa dan bangga padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar