KENAPA AKU HARUS NULIS??
Aku di lahirkan
sepesial, dari keluarga sepesial dan kelebihanku menjadikanku makin sepesial
(PD banggetz,,,) harus donk,,,, semua orang pasti memiliki impian dalam
hidupnya tak terkecuali diriku, Gadis Gunung yang ingin merubahmainset dunia
melalui tulisan-tulisan dan buku-bukuku.
Kenapa aku
harus menulis?? Sebuah pertanyaan yang harus memutar otakku 180 derajat agar
aku bisa mendapatkan jawabannya, ketika pertanyaan itu terlontar begitu saja
dari seseorang yang baru aku kenal. Dan sejak saat itu aku mencoba menelisik
lebih dalam pada diriku, bisa dan pantaskah diriku menjadi seorang penulis??
Tiba-tiba aku
teringat perkataan seorang guruku “kamu seseorang yangmemiliki tingkat kepedeantinggi
tapi sayangnya kamu tidak punya kemampuan”,,, ucapannya lirih dan sangat halus
tapi meledak kuat bak bom atom yang beberapa tahun laludi jatuhkan di hirosima
dan nagasaki jepang, ditambah lagi teman SMAku yang mengatakan diriku wanita
bodoh yang tak akan bisa sukses.
Secepat itu
pula sebuah kisah dari daratan china menyeruak masuk dalam benakku... Bruce Lee...
yup tepat, pendekar hebat beraliran wu shu,, betapa keyakinan mampu membawa
wujud sebuah impian, ketika guru Lee mengatakan dia tidak mampu untuk menjadi
ahli beladiri dunia, lee tidakputus asa malah hal itu sebagai cambukan yang membangunkannya dari mimpi,,,
Begitupun
diriku, aku anggap cacian itu lecutanbagi diriku, lecutan yangbisa menjadikanku
berlari kencang menembus batas ruang dan waktu menjemput impian-impian indahku
dan takakkan ku biarkan otakku memasukkan file-file negatif dari guruku. Aku
tak ingin menerka-nerka dan merasa-rasa, takutnya nanti aku merasakannya “kalu
aku nga’ bakat” hehe.
Pikiran positif
akan memunculkan sugesti kuat dan hal ini akan memperbaiki kondisi kita dalam
keadaan rapuh, makanya positif thinking ajah. Semua orang bisa expert
dalam bidang masing masing, tinggal dia
mau apa tidak menekuni dan menjadikannya habit yang dicintai. Bukan pula tempat
hal utama yang menjadikannya tidak berprestasi tapi diri sendiri yang tidakmau
beraksi. Bukankah profesional dari para amatir.
Kucoba bertanya
pada seorang kakak seniorku, apakan menulis itu sebuah bakat, kebiasaan ataukah
kemauan? Ehem,,, jawabannya kebiasaan dan kemauan. Alhamdulillah berarti aku
masih punya harapan kataku dalam hati.
Beberapa
temanku mengatakan aku bisa ahli dalam bidang motivasi dan kadang memotivasi. Really?Nda’
tau juga itukan penilaian mereka. Kata-kata mereka malah membuatku semakin keranjingan
ingin menulis. Aku ingin memotivasi semua orang dengan buku-bukuku, mengajak
mereka dengan pemikiran-pemikiran ideologis syukur-syukur kalau bisa menjadi
montir bagi mereka. Hehe..
“seseorang
tergantung siapa teman kamu dan buku apa yang kamu baca??” buku? Bisa
menunjukkan siapa diri kita? Sure?... percaya nda’? kalo aku percaya, soalnya setelah baca buku
biasanya ada ma’lumat(pemahaman) yang baru. Bahan bacaan akan
mempengaruhi pemahaman seseorang dan seseorang yang berpikir negatif atau
positif bisa kita lihat dari pemahamannya, dari sanalah keinginan menulisku
berasal, dari terpaan gelombang cacian sampai pemahaman. Salah memilih pikiran
bisa berarti bisa berarti menjerumuskan diri sendiri lahir dan batin, dunia dan
akhirat. Kata Dr Ibrahim El-fiky dalam bukunya Berpikir Positif.
Hebatnya sebuah
buku..
Seseoarang
pernah mengatakan padaku, buku adalah lukisan emosi, tangisan, senyuman,
jeritan dari bukupun dunia bisa terpecah belah dan dari tinta dan kertaspun
bisa menyatukan dunia.
Ditengah
terpuruknya umat mereka butuh penyegaran layaknya tumbuhan kaktus yang tak
pernah di siram, layaknya dunia yang merindukan mesiu-mesiu perubahan,
gersangnya pemikiran dan racun-racun barat yang membuncah, menambah daftar
rusaknya generasi muda.
Opini yang tidak memberi
solusi fundamental membuat mereka binggung dengan keadaan yang tak kunjung
membaik. Keterbatasan ruang dan waktu membuatku takbisa berbicara pada mereka.
Mungkin dari sinilah dari coret-coretan mungil pesanku pada dunia akan terbawa.
Sambil berjalan mengumpulkan formula-formula untuk menjadikannya ramuan yang
bisa membangkitkan dunia, aku menengok kanan kiri mencari something yang
bisa menginjeksiku.
Mencoba
berlomba dengan waktu, dia akan terasa lamban ketika kita sedih, akan terasa cepat
ketika kita bahagia. Lalu selama kita hidup untuk apakah waktu kita manfaatkan.
Apakah dia akan menjadi pedang yang membunuh kita atau malah menjadi kapal yang
membawa kita ke tempat dimana semua orang ingin kesana. Kemana?? Surga,,
Semua orang
pasti ingin mengukir namanya di dunia dengan tinta-tinta emas, begitupun gadis
desa ini tak ingin diriku sepertiangin lalu tak berbekas tak menorehkan apapun
yang bisa tuk di inggat dan di kenang. Aku ingin menjadi angin pagiyang sejuk,
yang membawa serpihan-serpihan embun, sekaligus mengukir namanku di
duniamelalui patrian-patrian kecil berupa coretan-coretan mungil yang aku
tulis.
Impian hanya
harapan ataukah kenyataan??
Awalnya aku
paling tidak suka yang namanya nulis, aku lebih suka membaca, padahal sesuatu
yang kita tulis sebelumya bisa timbul menjadi ingatan ketika kita lupa. Orang
hebat kebanyakan suka nulis...hehe Aku memang tidak suka menulis pelajaran tapi
anehnya aku punya banyak dream books,
aneh rasanya,, banget malah. Isinya salah satu jadi penulis lagi,, diengg,
apaantu,,,nyadar ngak sih waktu nulisnya, jawabannya sadar banggetz.
Dari sekian banyaknya positif dan negatifnya aku mencoba mengIyakan,
menjatuhkan pilihan dan mengatakan dalam diriku bahwa aku harus jadi penulis
yang hebat. Mencoba menggoreskan bait-bait
cinta dengan tinta ketulusan pada kertas putih dengan keragu raguan.mengazzamkan
dan mengokohkan diri memotivasi teman-teman dalam coretan penuh makna. Ketika
ada sesuatu yang merisaukan dalam benakku tentang hal ini aku mencoba
mengatakan pada diriku jangan rapuh, jangan lelah dan janganlah surut dalam
menggapai impian.
Aku bersiap
melompat lebih tinggi, beranjak daritepi dermaga untuk mengarungi samudra,
mungkin nanti akan terkatung-katung atau malah terombang ambing seperti buih di
lautan. Tapi satu yang memang harus aku pegang YAKIN. Ditambah keluarga, teman
dan guru yang masih mensuportku, menambah semangat ketika diri ini drop.
But,, tidak akan berubah keadaan seseorang
hingga mereka merubah keadaan mereka sendiri. Maka kuyakinkan diriku
bahwasannya aku harus bisa dan pasti bisa. Dan kini sang pemimpi bangun dari
tidur panjangnya berlari mengejar impian-impiannya dan semoga jari-jemari ini
akan terus bisa menari-nari di atas kertas harapan dan menunangkan pesona cinta
yang bisa membangkitkan generasi muda.
Sekalipun buku
antalogi (alias buku bareng-bareng)aku berharap bisa membuatnya entah kapan
yang pasti aku yakin aku bisa, inspirasi bisa datang dari hal terkecil yang
biasanya kita sepelekan.