Selasa, 19 Maret 2013

perlu di penuhikah rasa ini?




Saat pertama ku katakan alangkah baiknya kita menjauh, sungguh kata-kata yang membuat kita berdua sakit, bukan ku tak percaya lagi ketika engkau jauh dariku. Tapi hal ini untuk menjaga kita berdua, aku pernah berpikir alangkah baiknya jikalau engkau tetap di sini bersamaku. Tapi pendidikanmu juga jauh lebih penting.
Kita tahu, kita paham bahwa “berdekatan tanpa setatus yang jelas” itu rawan. Pejagaanmu terhadapku adalah jauhnya dirimu dariku. Kita tahu dan mencoba memahami apa itu syara’ dan syariat. Ketika seseorang paham syariat dan dia tetap melawannya, menentangnya, menabrakkan dirinya yang terjadi adalah kegundahan dalam ririnya, sakit, adanya rasa was-was, ketar-ketir. Karena hal itu jauh dari apa yang mereka pahami.
Aku masih berharap kepulanganmu untuk bulan ini yang hanya tersisa beberapa hari lagi. Tak ada kata terindah yang mampu ku ucapkan kecuali terimakasih dan kembalilah secepatnya. Bawa aku ketempat terindah yang pernah engkau janjikan. Aku masih menginggat jelas kata-katamu ketika malam sebelum aku mengucapkan kata2 yang menjauhkan kita berdua. ketika nanti engkau kembali ku masih ingin pergi kesana dan merealisasikan mimpi kita berdua.
Aku tahu betapa kagetnya dirimu, aku juga baru mengatakan pada diriku sendiri kalau aku bisa, bisa jauh darimu. Dengan keterpaksaan tentunya. Tidak mudah tapi bisa. Tahun ini adalah tahun dimana mimpi2 besar kita akan terealisasi, jemput aku kembali.
Guys, Perlu kita ketahui bahwa dalam diri manusia terdapat apa yang di sebut dengan gharizah. Gharizah itu sendiri terbagi atas 3 yaitu:
1.       Garizah baqa’ (mempertahankan diri)
2.       Gharizah nau’ (cinta dan kasih sayang)
3.       Gharizah tadayyun (beragama)

Semua gharizah ini bernilai 100% persen. Prosentasenya bisa berubah ubah-ubah sesuai keadaan, bisa tinggi bisa juga rendah umpamanya kalau gharizah baqa’ kita 40% bisa jadi 2 gharizah yang lain 30%. Dan biyasanya kalau kawula muda yang meledup-ledup adalah gharizah nau’nya, dan hal itu (gaharizah) akan bisa timbul ketika ada rangsangan dari luar.

Example :1. Terkadang kita memang ada naluri mempertahankan eksistensi, mungkin yang tidak begitu suka kucing dia akan menjauhinya sejaun jauhnya agar tidak di cakar olehnya.
 2. Kalau ada seseorang yang menarik hati, pasti secara langsung atau tidak langsung. Kita ingin berdekatan dengannya. Menjalin hubungan yang “lebih dekat”.
3.       mentakdiskan sesuatu adalah hal yang sudah tobii bagi manusia, meskipun dia ateis karena pada dasarnya mereka juga menuhankan otak2 dan pemikiran mereka.

naluri-naluri ini jika tidak di penuhi seseorang tersebut tidak akan mati, hanya ada rasa gelisah saja dalam diri mereka. Lain halnya dengan hadjatul udwiyah berupa kebutuhan seperti makan,minum, tidur. Karena hal ini datang dari dalam diri seseorang itu sendiri. Tanpa di rangsangpun kalau kita lapar secara otomatis kita akan makan.

Gharizah memang berbeda dengan hadjatul udwiyah, jadi ketika kita belom siap nikah, jangan pacaran dulu sob, kita takorrub ilallah yang banyak (bukan berarti setelah nikah jauh ma Allah), puasa memperbannyak amal sholeh maka gharizah nau’ pun akan merendah dan mulai meninggilah gharizah tadayyun kita. Tapi jika kalian emang udah siap nikah nggak ada salahnya juga. Toh itu penyempurnaan terhadap agama. Dan jangan berdalih ta’aruf, karena banyak juga yang ngomong ta’aruf yang aslinya pacaran berkedok ta’aruf. ^_^

Biarkan rasa itu mekar dan layu dengan sendirinya, jaga hatimu kawan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar