Why you like that pa?
Pernahkah kita merasakan air mata
kita sedingin es atau sepanas api, tidakkah
kita rasakan ketika air mata itu dingin itulah tangisan kebahagiaan
sebaliknya jika air mata itu agak sedikit hangat biasanya kita sedang sedih
kawan.
Aku ingin menceritakan jeritan hati
seorang remaja, sebut saja namanya reni. Sedari kecil dia hidup dengan kedua
kakek-neneknya, maklum waktu itu ada goncangan besar antara kedua
bapak-ibuknya. Sang ayah tidak menyukainya karena dia seorang wanita, kalau di
gambarkan kurang lebih percakapan diantara kedua orang tuanya:
Ayah:
dik tak terasa ya kandunganmu mulai membesar,
Ibu:
kenapa cak?
Ayah:
enggak, pengen ngomong ajah kalau nanti anak kita laki-laki bakalan tak
tunggo’i (Q
menunggunya) kalo perempuan aku pengen pulang kerumah emak (cerai).
Bisakah
kita bayangkan? Hamil, belum jelas mau di cerai walah,,, terasa sambaran petir yang melecut kerass
dalam hati si ibu. Ketika tiba hari yang di tentukan olehNYA lahirlah anak
mereka yang lebih mengejutkan lagi mereka kembar sama- sama perempuan. So apa
yang di lakukan si bapak?
Otomatis
dia meninggalkan si anak, apa lagi yang satu prematur dengan 1,6 kg sedang yang
satunya kakinya patah karena suster yang menolongnya terlalu keraaaas. Sang ibu
baru mengabarkan keadaan yang sebenarnya pada keluarganya, sang keluarga geram
dengan kejadian itu. Sang ayah tidak bertanggung jawab, meninggalkan mereka
ssendirian. Sebelumnya pun ketika di suru menggendong ayah bilang kalau nanti
najis, seandainyapun ingin sholat pastilah dia bisa ganti terlebih dahulu.
Tak
ayal biaya rumah sakit membengkak, kaki reni harus di gips sementara si kembar
rina harus opname dalam inkubator. Sang susterpun tidak bertanggung jawab di RS
tersebut sehingga kulit bayi yang halus lecet terkena pipisnya yang tidakdi
ganti-ganti. Setiap hari nenek dan kakek dari ibulah yang bolak balik ke kota
untuk merawat keduanya.
Meski
kakak-nenek dari keluarga petani mereka rela mengorbankan semua yang mereka
punya, waktu, tenaga, kasih sayang, harta. Pihak ayahpun tidak menghiraukannya
ssedikitpun. Sampai suatu hari karena tergesa-gesa mengontrolkan reni, sang
nenek kelewatan menjenguk rina oleh karena itubeliau menyesal hingga kini.
Beliau
juga menuturkan kalau seandainya hati ini bisa menjerit dan menangis maka dia
akan menjerit dan menangis hingga seluruh alam tahu. Beliaupun juga
mengeluarkan kata-kata saktinya (biyasanya orang yang tersakiti mudah terkabul,
yoi bro??) ya fulan seandainya kamu menikah lagi dengan gadis aku doakan dia akan
memberimu anak wanita, jika kamu menikah lagi dengan janda aku doakan dia
membawa anak wanita, rina dan reni semoga kamu bisa suksess dan menunjukkan hal
itu ke bapakmu. Kalau kata syahrini ccccctarrrr.
Beberapa
tahun berlalu, sang ibu menikah lagi dengan seorang jejeka dan alhamdulillah di
karuniahi seorang anak laki-laki. Laki-laki bro, subahanallah. Sedangkan sang
ayah menikah lagi dengan janda dan membawa satu anak perempuan dan melahirkan
anak perempuan. Subahanallah Allah maha Adil.
Why you like that ma?
Reni tinggal dengan kedua
kakek-neneknya, sementara rina dan adik laki-lakinya tinggal bersama ibu dan
ayah barunya. Ayahnya sangat menyaynginya seperti anak mereka sendiri pernah
pada suatu hari hujan deras rina minta di belikan kutek, malam-malam lagi, ayah
inipun memebelikannya jarak rumah dan tempat penjualannya 8 km, kalau PP 16 km
jauhya karena mungkin dengan itu beliau bisa menunjukkan kasih sayangnya.
Dengan sepeda motor butur beliau membelikannya.
Sikembar keduanya beranjak dewasa,
keduanya sangat berbeda karakter. Yang reni dia pemberani, suka ngomong
sangwinis. Kalau rina melankolis, semua harus terpenuhi, agak egois. Mungkin karena
sudah hidup dengan orang tuanya sendiri. Reni agak manja karena memang hidup
dengan kakeknya.
Suatu hari keduanya masuk satu
unuversitas yang sama, ngekos bareng, makan bareng. Tapi tabiat rina mulai
meremukkan jantung si kakak. Dia egois, jika ada reni semua dia serahkan
dengannya, mulai dari bersih-bersih sampai yang kompleks.
Kakanya sakitpun harus memasakkan
dia, pada suatu hari dia melaporkan kejadian yang tidak menggenakkan ke ibu
banwa kakaknya terlalu memanfaatkannya, tidak mau menolongnya. Bayangan geram
itupun muncul dari sang ibu. Ketika ibu menemui reni yang pulang dari kosnya ke
rumah kakeknya sang ibu memarahi sekaligus menasehati, renipun bingung.
Kejadiannya malah sebaliknya.
Segala fasilitasspun dia mengalah,
dari mulai HP rina lebih dulu punya, LAPTOP reni malh tak punya dan yang paling
dia ingin menjerit ketika ada tes ke mesir dan sudan. Keduanya mendaftar tes
untuk ke sudan dan mesir, untuk yang sudan hasilnya belum keluar. Sedang yang
di mesir menunjukkan kalau mereka tidak lolos untuk tahun ini karena memang
dari bahasa arabnya kurang mumpuni. Sang ibu menawari rina untuk berangkat ke
mesir meski terjun bebas “tanpa tes”, untuk biyaya akan di tanggung ibu dan
bapak.
Kalau kita tahu hati reni juga
ingin, amat sangat, poll pengennya. Tapi sang ibu tidak menawarinya. Hati rina
begitu gembira akan keberangkatannya, sang ibu dengan bangganya mengatakan
kalau rina akan berangkat tahun ini, semua persiapan dari mulai koper sampai
uang yang akan di serahkan dengan broker, surat-surat penting. Reni hanya bisa
tersenyum kecut, berharap dia juga akan berangkat meski di tahun mendatang.
Ternyata tak seperti yang di
bayangkan setelah semuanya siap, rina tidak ingin ke mesir dia takut kalau di
sana tidak ada yang membantu, lagian dia juga tidak lulus tes. Akibatnya rina
tidak berangkat, renipun menunggu dengan hati berdebar. Apakah ibu akan
menwariku? Ternyata tidak sama sekali, dia menunggu menunggu dan menunggu tapi
mungkin tahun kemaren belum rejekinya dia. Dan semoga tahun ini rejekinya.
Di kampusnya di juga bisa
mengungguli adiknya, dia bisa naik ke grade 3 tapi adiknya masin di grade 2
meski sama-sama tahun masuknya. Seakan reni ingin mengabarkan kepada
keluargannya kalau dia bisa, dia pandai orang rumah bisa membanggakannya. Tapi
hati kecilnya berkata “jangan, jangan sekarang. One day ren, when you can go to
abroad to realise your dreams. Lear more in egypt” sekarang dia masih dalam
waktu penantian kita doakan saja semoga dia berhasil dan membanggakan
keluarganya. Kakek neneknya yang membiyayai kehidupannya. Semoga dia bisa pergi kemesir tahun ini. Karena dia yakin
Allah akan mengabulkan semua permintaannya cepat atau lambatkah hal itu. Ada
pun kalau jadi dia akan setudi banding ke K.L selama 1 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar