Guys, bagaimana
kabar keimanan kita hari ini?
Perlu kita ketahui
dalam menentukan jalan keimanan ada 4 hal:
1. Keturunan
2. Ketentraman
3. Kejaiban
4. Proses berpikir
Emm...
dari keempatnya masuk di manakah kita?
·
Tak memungkiri banyak dari kita
biyasanya dari keturunan, cz ortu kita adalah seorang muslim maka kita juga
muslim. Begitukah? Yup pada dasarnya semua bayi yang lahir adalah muslim
ortunya saja yang menjadikan mereka nasrani dan majusi.
·
Ketentraman adalah sesuatu tobii
yang di rindukan setiap manusia, tetapi hal ini tidak dapat memuaskan akal
dalam mencari jalan keimanan karena efeknya hanya sesaat, ex bantuan ekonomi
·
Kalau dari segi keajaiban mungkin
aja mereka melihat para biksu atau biksuni yang di naungi awan sehingga
mentakdiskan agama mereka, atau melihat pohon rukuk.
·
Iman melalui proses berpikir?
Iman
harus dengan pemikiran karena pada dasarnya ketika iman hanya dengan perasaan (dogma)
dia lemah. Sehingga ibadah sesat, asal dan terpaksa.
Iman
melalui proses berpikir yaitu dengan memperhatikan, meneliti, merenungkan dan
mengamalkan. Dengan proses berpikir disini bukan di maksudkan untuk memikirkan
dzatnya Allah tetapi keberadaannya. Karena akal terbatas dan nisbi kita tidak
dapat menjangkau dzatNYA tetapi kita bisa menjangkau keberadaanNYA. Dengan
melihat manusia, alam semesta dan kehidupan.
Why?
Karena sifat2 Allah berbeda dengan makhluknya. Allah wajibul wujud sedang
manusia terbatas, lemah serba kurang. Kerana Allah berbeda dengan makhluknya
jika makhluk bisa di lihat berarti Allah tidak bisa di lihat. Jika Allah bisa
di lihat apa bedanya dengan makhluk.
Manusia
hanya mampu memikirkan keberadaan tuhan. Tetapi tidak akan bisa menjangkau
dzatNYA. Sebab itu mari kita gunakan akal kita sebagaimana mestinya, dan dengan
potensi yang ada untuk mencari keberadaanNYA.
Manusia tergantung ma’lumat sabiko atau
pemahaman sebelumnya, sedang kita tidak pernah mendapatkan ma’lumat sabiko
tentang seberapa besar mata Allah dan seberapa panjang tanggannya. Dari situ
kita dapat mengimani Allah tanpa mengetahui dzatnya.
Kenapa
kok pake dalil aqli dan bukan naqli? Kalau naqli orang kristiani dan yahudi
juga mempunyai kitab masing-masing jagi gug fair donk. Makannya dengan standar
universal berupa dalil aqli.
Kita
tahu bahwa sifat manusia lemah, terbatas dan seba kurang. Olehkarena itu kita
membutuhkan Tuhan yang memiliki sifat tidak lemah, tidak tergantung dan tidak
terbatas. Tuhan juga harus satu (standart yang bisa di buktikan, why must be
one):
1. Sebab jika lebih dari satu maka dia tergantung pada tuhan yang lain
2. Tuhan harus rapat, membutuhkan yang lain, berarti lemah dunia jadi
rusak. Karena untuk menentukan matahari terbit dari barat atau timur harus
rapat dulu.
3. Trinitas kristen, hindu, budha jelas terdiskualifikasi.
Dalam
kristiani tuhan memiliki anak, tuhan memiliki naluri bercinta apa bedanya dg
makhluk
Budha=
dewa brahma yang tertugas menciptakan alam semesta
Dewa wisnu yang bertugas menjaganya
Dewa siwa yang merusaknya
Hal ini sangat tidak memuaskan akal.
Agama yang mengajarkan satu Tuhan adalah
islam, jika agama islam ini terbukti benar maka yang lain salah. Ttp jika agama
islam ini salah maka kita mencari agama lain yang teruji benar. ISLAM terbukti
sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal yang akan memberikan efek berupa
ketenangan hati. Islam adalah agama yang benar bukan yang paling benar, karena
jika islam agama yang paling benar berarti ada agama lain yang benar.
Tuhan menciptakan manusia dan Alam
semesta, dia mengerti ciptaannya dan menurunkan panduan hidup bagi manusia.
Example: low kita beli sepeda motor pasti dapet buku petunjuk yang ngerti buku
petunjuknya ya pabriknya donk jika kita isi ma air pasti nggak nyala coz nggak
cucok, so yang ngerti ya yang buat sepeda dan yang ngerti kita adalah yang buat
kita Allah.
So Tuhan harus langsung turun kebumi
gitu? Cius,,,
Tidak sobat, melainkan mengutus
seseorang dan utusan itu harus dari jenis manusia pula (cz kalo DIA bisa di
indra sma dengan makhluknya). Di turunkannya rasul adalah terkait kesamaan
sifat antara utusan itu dan kaum yang di serunya.
Cara menguji suatu agama adalah dengan
menguji risalah yang di bawa utusan tsbt. Jika benar, benarlah utusan serta apa
yang dibawanya dan sebaliknya.
Ketika
sudah mengimani Allah kita harus siap menerima konsekuensinya, yaitu
menjalankan apa2 yang di perintahkan dan menjauhi larangannya. Apabila iman
udah terbentuk melalui berfikir kesadaran kita thdap adanya Allah menjadi
sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar