Selasa, 19 Maret 2013

iman, haruskah demgan pemikiran??




Guys, bagaimana kabar keimanan kita hari ini?
Perlu kita ketahui dalam menentukan jalan keimanan ada 4 hal:
1.       Keturunan
2.       Ketentraman
3.       Kejaiban
4.       Proses berpikir

Emm... dari keempatnya masuk di manakah kita?

·         Tak memungkiri banyak dari kita biyasanya dari keturunan, cz ortu kita adalah seorang muslim maka kita juga muslim. Begitukah? Yup pada dasarnya semua bayi yang lahir adalah muslim ortunya saja yang menjadikan mereka nasrani dan majusi.

·         Ketentraman adalah sesuatu tobii yang di rindukan setiap manusia, tetapi hal ini tidak dapat memuaskan akal dalam mencari jalan keimanan karena efeknya hanya sesaat, ex bantuan ekonomi

·         Kalau dari segi keajaiban mungkin aja mereka melihat para biksu atau biksuni yang di naungi awan sehingga mentakdiskan agama mereka, atau melihat pohon rukuk.

·         Iman melalui proses berpikir?
Iman harus dengan pemikiran karena pada dasarnya ketika iman hanya dengan perasaan (dogma) dia lemah. Sehingga ibadah sesat, asal dan terpaksa.

Iman melalui proses berpikir yaitu dengan memperhatikan, meneliti, merenungkan dan mengamalkan. Dengan proses berpikir disini bukan di maksudkan untuk memikirkan dzatnya Allah tetapi keberadaannya. Karena akal terbatas dan nisbi kita tidak dapat menjangkau dzatNYA tetapi kita bisa menjangkau keberadaanNYA. Dengan melihat manusia, alam semesta dan kehidupan.

Why? Karena sifat2 Allah berbeda dengan makhluknya. Allah wajibul wujud sedang manusia terbatas, lemah serba kurang. Kerana Allah berbeda dengan makhluknya jika makhluk bisa di lihat berarti Allah tidak bisa di lihat. Jika Allah bisa di lihat apa bedanya dengan makhluk.

Manusia hanya mampu memikirkan keberadaan tuhan. Tetapi tidak akan bisa menjangkau dzatNYA. Sebab itu mari kita gunakan akal kita sebagaimana mestinya, dan dengan potensi yang ada untuk mencari keberadaanNYA.

 Manusia tergantung ma’lumat sabiko atau pemahaman sebelumnya, sedang kita tidak pernah mendapatkan ma’lumat sabiko tentang seberapa besar mata Allah dan seberapa panjang tanggannya. Dari situ kita dapat mengimani Allah tanpa mengetahui dzatnya.

Kenapa kok pake dalil aqli dan bukan naqli? Kalau naqli orang kristiani dan yahudi juga mempunyai kitab masing-masing jagi gug fair donk. Makannya dengan standar universal berupa dalil aqli.

Kita tahu bahwa sifat manusia lemah, terbatas dan seba kurang. Olehkarena itu kita membutuhkan Tuhan yang memiliki sifat tidak lemah, tidak tergantung dan tidak terbatas. Tuhan juga harus satu (standart yang bisa di buktikan, why must be one):

1.       Sebab jika lebih dari satu maka dia tergantung pada tuhan yang lain
2.       Tuhan harus rapat, membutuhkan yang lain, berarti lemah dunia jadi rusak. Karena untuk menentukan matahari terbit dari barat atau timur harus rapat dulu.
3.       Trinitas kristen, hindu, budha jelas terdiskualifikasi.
Dalam kristiani tuhan memiliki anak, tuhan memiliki naluri bercinta apa bedanya dg makhluk
Budha= dewa brahma yang tertugas menciptakan alam semesta
Dewa wisnu yang bertugas menjaganya
Dewa siwa yang merusaknya
Hal ini sangat tidak memuaskan akal.

Agama yang mengajarkan satu Tuhan adalah islam, jika agama islam ini terbukti benar maka yang lain salah. Ttp jika agama islam ini salah maka kita mencari agama lain yang teruji benar. ISLAM terbukti sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal yang akan memberikan efek berupa ketenangan hati. Islam adalah agama yang benar bukan yang paling benar, karena jika islam agama yang paling benar berarti ada agama lain yang benar.

Tuhan menciptakan manusia dan Alam semesta, dia mengerti ciptaannya dan menurunkan panduan hidup bagi manusia. Example: low kita beli sepeda motor pasti dapet buku petunjuk yang ngerti buku petunjuknya ya pabriknya donk jika kita isi ma air pasti nggak nyala coz nggak cucok, so yang ngerti ya yang buat sepeda dan yang ngerti kita adalah yang buat kita Allah.

So Tuhan harus langsung turun kebumi gitu? Cius,,,
Tidak sobat, melainkan mengutus seseorang dan utusan itu harus dari jenis manusia pula (cz kalo DIA bisa di indra sma dengan makhluknya). Di turunkannya rasul adalah terkait kesamaan sifat antara utusan itu dan kaum yang di serunya.

Cara menguji suatu agama adalah dengan menguji risalah yang di bawa utusan tsbt. Jika benar, benarlah utusan serta apa yang dibawanya dan sebaliknya.

Ketika sudah mengimani Allah kita harus siap menerima konsekuensinya, yaitu menjalankan apa2 yang di perintahkan dan menjauhi larangannya. Apabila iman udah terbentuk melalui berfikir kesadaran kita thdap adanya Allah menjadi sempurna.

Salam fastabikul qairat.  ~ with owner of my soul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar