Minggu, 17 Maret 2013

are indonesia is a paradise?



Pagi ini udara yang dingin sekaligus sejuk menusuk tulang-tulang kami, maklum kemarin kami baru saja datang dari kota lumpur yang panas dan kembali ke kampung halaman adalah sesuatu yang di rindukan. Di kota jarang sekali melihat pohon yang begitu hijau, taman kota juga tidak menjamin, jarang adanya.
Embun pagi yang masih menempel segar adalah pemandangan indah yang kami dapati di waktu pagi. Harum pohon cemara di samping rumah masih terasa segar. Maklum saja rumah kami tepat di lereng gunung. Subahanallah
Seketika itu terbesit dalam benak saya apa yang guru saya dulu bilang di kelas, kenapa Indonesia ini dinamai surganya dunia. Karena  sebenarnya tidak ada orang yang tidak suka dengan warna hijau, dan warna hijau itu identik dengan warna-warna surga. Sedang Negara yang paling banyak hutan dan tumbuhan-tumbuhan hijau adalah Indonesia jadi wajar kalau Indonesia sendiri di sebut surganya dunia.
Selain surga dunia dalam hal warna Indonesia juga kaya akan SDAnya yang lain, sebut saja yang paling terkenal freepot di irian jaya, cepu, kekayaan bahari yang luar biasa bengan jumlah ikannya saja yang lebih dari 1000 jenis.keragaman bahasa, budaya dan kaya juga akan orang-orang kreatif pembangun bangsa.
Pertannyaannya sekarang, dimana mereka semua, kekayaan alam yang seakan tidak ada habisnya  tersebut? Melihat ke kanan kiri jalan terasa miris, banyak anak jalanan, ibu-ibu pengemis, ketika melihat berita di tivi kriminalitas makin membuncah, sementara dari berita para artis dan anggota dewan serta beberapa kalangan atas memamerkan hartannya. Kesenjangan sosial yang begitu  terlihat “jomplang”. Lalu di mana peran Negara dan DPR yang katanya wakil rakyat. Eksploitasi besar besaran oleh asing Negara membiarkannya. Indonesia ibarat tikus yang mati di lumbung padi dengan keadaan yang seperti ini.
Peran Negara di rajai oleh segelintir orang, yang OK makin OK yang KO makin KO. Ini adalah bukti nyata bahwa sisem yang di adopsi Indonesia, yang di pakai sekarang “kaitalisme, sekuler” dan anakannya demokrasi tidak mampu memberi kesejahteraan. Penyelesaian yang ada parsial ibarat sebuah pohon mereka hanya mengurusi daun yang menguning, ranting yang mulai kering dengan menggunting atau memotong mereka tanpa tahu akarrya sudah keropos dan di makan ulat.
Intinya system ini harus di ganti dengan system yang jauh lebih baik, yaitu system dari sang pencipta yang sudah di contohkan oleh rosulullah, karenanya memang terbukti bahwa system Negara yang di bawah rasulullah memberi kesejah teraan pada umat manusia, meski  Negara  yang di dirikan rasulullah telah runtuh tetapi masa pemerintahannya bertahan higga 1400 tahun. Ketika runtuhpun bukan sistemnya yang salah tapi para penggembannya yang nyeleweng dan beberapa factor seperti penghianatan dan penjajahan dari barat.
Beda dengan demokrasi yang dari akarnya sudah rusak, karena system yang ada adalah buatan manusia, sedang hukum yang ada adalah buatan manusia yang mereka sok bis mengerti kebutuhan semua manusia. So efeknya makin nggak karuan seperti yang kita rasakan saat ini. Jika kita inggin kembali merasakan nikmatnya surge Indonesia kita harus menerapkan system yang rasul contohkan berupa Negara islam karena di sanalah ada sesuatu yang kita sebut dengan keejah teraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar