Selasa, 19 Maret 2013

kenapa aku harus nulis??







KENAPA AKU HARUS NULIS??

Aku di lahirkan sepesial, dari keluarga sepesial dan kelebihanku menjadikanku makin sepesial (PD banggetz,,,) harus donk,,,, semua orang pasti memiliki impian dalam hidupnya tak terkecuali diriku, Gadis Gunung yang ingin merubahmainset dunia melalui tulisan-tulisan dan buku-bukuku.
Kenapa aku harus menulis?? Sebuah pertanyaan yang harus memutar otakku 180 derajat agar aku bisa mendapatkan jawabannya, ketika pertanyaan itu terlontar begitu saja dari seseorang yang baru aku kenal. Dan sejak saat itu aku mencoba menelisik lebih dalam pada diriku, bisa dan pantaskah diriku menjadi seorang penulis??
Tiba-tiba aku teringat perkataan seorang guruku “kamu seseorang yangmemiliki tingkat kepedeantinggi tapi sayangnya kamu tidak punya kemampuan”,,, ucapannya lirih dan sangat halus tapi meledak kuat bak bom atom yang beberapa tahun laludi jatuhkan di hirosima dan nagasaki jepang, ditambah lagi teman SMAku yang mengatakan diriku wanita bodoh yang tak akan bisa sukses.
Secepat itu pula sebuah kisah dari daratan china menyeruak masuk dalam benakku... Bruce Lee... yup tepat, pendekar hebat beraliran wu shu,, betapa keyakinan mampu membawa wujud sebuah impian, ketika guru Lee mengatakan dia tidak mampu untuk menjadi ahli beladiri dunia, lee tidakputus asa malah hal itu sebagai cambukan  yang membangunkannya dari mimpi,,,
Begitupun diriku, aku anggap cacian itu lecutanbagi diriku, lecutan yangbisa menjadikanku berlari kencang menembus batas ruang dan waktu menjemput impian-impian indahku dan takakkan ku biarkan otakku memasukkan file-file negatif dari guruku. Aku tak ingin menerka-nerka dan merasa-rasa, takutnya nanti aku merasakannya “kalu aku nga’ bakat” hehe.




Pikiran positif akan memunculkan sugesti kuat dan hal ini akan memperbaiki kondisi kita dalam keadaan rapuh, makanya positif thinking ajah. Semua orang bisa expert dalam bidang masing  masing, tinggal dia mau apa tidak menekuni dan menjadikannya habit yang dicintai. Bukan pula tempat hal utama yang menjadikannya tidak berprestasi tapi diri sendiri yang tidakmau beraksi. Bukankah profesional dari para amatir.
Kucoba bertanya pada seorang kakak seniorku, apakan menulis itu sebuah bakat, kebiasaan ataukah kemauan? Ehem,,, jawabannya kebiasaan dan kemauan. Alhamdulillah berarti aku masih punya harapan kataku dalam hati.
Beberapa temanku mengatakan aku bisa ahli dalam bidang motivasi dan kadang memotivasi. Really?Nda’ tau juga itukan penilaian mereka. Kata-kata mereka malah membuatku semakin keranjingan ingin menulis. Aku ingin memotivasi semua orang dengan buku-bukuku, mengajak mereka dengan pemikiran-pemikiran ideologis syukur-syukur kalau bisa menjadi montir bagi mereka. Hehe..
“seseorang tergantung siapa teman kamu dan buku apa yang kamu baca??” buku? Bisa menunjukkan siapa diri kita? Sure?... percaya nda’?  kalo aku percaya, soalnya setelah baca buku biasanya ada ma’lumat(pemahaman) yang baru. Bahan bacaan akan mempengaruhi pemahaman seseorang dan seseorang yang berpikir negatif atau positif bisa kita lihat dari pemahamannya, dari sanalah keinginan menulisku berasal, dari terpaan gelombang cacian sampai pemahaman. Salah memilih pikiran bisa berarti bisa berarti menjerumuskan diri sendiri lahir dan batin, dunia dan akhirat. Kata Dr Ibrahim El-fiky dalam bukunya Berpikir Positif.






Hebatnya sebuah buku..
Seseoarang pernah mengatakan padaku, buku adalah lukisan emosi, tangisan, senyuman, jeritan dari bukupun dunia bisa terpecah belah dan dari tinta dan kertaspun bisa menyatukan dunia.
Ditengah terpuruknya umat mereka butuh penyegaran layaknya tumbuhan kaktus yang tak pernah di siram, layaknya dunia yang merindukan mesiu-mesiu perubahan, gersangnya pemikiran dan racun-racun barat yang membuncah, menambah daftar rusaknya generasi muda.
 Opini yang tidak memberi solusi fundamental membuat mereka binggung dengan keadaan yang tak kunjung membaik. Keterbatasan ruang dan waktu membuatku takbisa berbicara pada mereka. Mungkin dari sinilah dari coret-coretan mungil pesanku pada dunia akan terbawa. Sambil berjalan mengumpulkan formula-formula untuk menjadikannya ramuan yang bisa membangkitkan dunia, aku menengok kanan kiri mencari something yang bisa menginjeksiku.
Mencoba berlomba dengan waktu, dia akan terasa lamban ketika kita sedih, akan terasa cepat ketika kita bahagia. Lalu selama kita hidup untuk apakah waktu kita manfaatkan. Apakah dia akan menjadi pedang yang membunuh kita atau malah menjadi kapal yang membawa kita ke tempat dimana semua orang ingin kesana. Kemana?? Surga,,
Semua orang pasti ingin mengukir namanya di dunia dengan tinta-tinta emas, begitupun gadis desa ini tak ingin diriku sepertiangin lalu tak berbekas tak menorehkan apapun yang bisa tuk di inggat dan di kenang. Aku ingin menjadi angin pagiyang sejuk, yang membawa serpihan-serpihan embun, sekaligus mengukir namanku di duniamelalui patrian-patrian kecil berupa coretan-coretan mungil yang aku tulis.





Impian hanya harapan ataukah kenyataan??
Awalnya aku paling tidak suka yang namanya nulis, aku lebih suka membaca, padahal sesuatu yang kita tulis sebelumya bisa timbul menjadi ingatan ketika kita lupa. Orang hebat kebanyakan suka nulis...hehe Aku memang tidak suka menulis pelajaran tapi anehnya  aku punya banyak dream books, aneh rasanya,, banget malah. Isinya salah satu jadi penulis lagi,, diengg, apaantu,,,nyadar ngak sih waktu nulisnya, jawabannya sadar banggetz.
Dari sekian banyaknya positif dan negatifnya aku mencoba mengIyakan, menjatuhkan pilihan dan mengatakan dalam diriku bahwa aku harus jadi penulis yang hebat.  Mencoba menggoreskan bait-bait cinta dengan tinta ketulusan pada kertas putih dengan keragu raguan.mengazzamkan dan mengokohkan diri memotivasi teman-teman dalam coretan penuh makna. Ketika ada sesuatu yang merisaukan dalam benakku tentang hal ini aku mencoba mengatakan pada diriku jangan rapuh, jangan lelah dan janganlah surut dalam menggapai impian.
Aku bersiap melompat lebih tinggi, beranjak daritepi dermaga untuk mengarungi samudra, mungkin nanti akan terkatung-katung atau malah terombang ambing seperti buih di lautan. Tapi satu yang memang harus aku pegang YAKIN. Ditambah keluarga, teman dan guru yang masih mensuportku, menambah semangat ketika diri ini drop.
 But,, tidak akan berubah keadaan seseorang hingga mereka merubah keadaan mereka sendiri. Maka kuyakinkan diriku bahwasannya aku harus bisa dan pasti bisa. Dan kini sang pemimpi bangun dari tidur panjangnya berlari mengejar impian-impiannya dan semoga jari-jemari ini akan terus bisa menari-nari di atas kertas harapan dan menunangkan pesona cinta yang bisa membangkitkan generasi muda.
Sekalipun buku antalogi (alias buku bareng-bareng)aku berharap bisa membuatnya entah kapan yang pasti aku yakin aku bisa, inspirasi bisa datang dari hal terkecil yang biasanya kita sepelekan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar