RAJA KAMPUS
1 ^_^
Guys, apa yang ada di
pikiran kalian tentang dunia kampus? Yup ada seneng ada susahnya, ada ketawa
juga banyak sedihnya apa lagi yang ngekost hehe.. kalo SMA dulu masa-masanya
juga bahagia seakan nggak ada habisnya.
Guys ni tukilan cerita
dari sorang cewe’ yang baru ngerasain dunia kampus, dunia yang diimpikannya
sejak dulu, yang kini hari-harinya dia isi dengan cerita-cerita macam rupa.
Rasanya juga nggak afdhol kalo nggak pake kata-kata pada suatu hari, so
Suatu hari di
awal-awal si fitri masuk kampus selang 9 bulan,an ada seminar yang di adakan
anak fakultas sebelah”fakultas yang lain bro” dengan gaya cueknya bersama salah
satu temannya dia duduk di belakang membahas tugas yang akan mereka berdua
kerjakan, pada waktu itu belumlah ada seminar baru sosialisasinya.
Tak ayal fitri
melihat si doi yang dengan 2 teman ceweknya dan satu teman cowoknya yang
bersosialisasi. Fitri hanya bisa melihat dari jauh tanpa mau menanggapi lebih
lanjut seperti anak-anak cewek lain yang tanya ngalor-ngidul dengan si doi.
Sepulang dari kampus,
temanya sebut saja ratna yang berbeda kelas tapi tetap satu jurusan menyodorkan
sebuah selebaran berisi seminar yang akan di adakan di kampusnya. Dengan hati
riang si rata ngajak ngobrol “fit, kamu tahu nggak mas-mas yang sosialisa
seminar tadi ni ada Cpnya. Namanya Agus dan ari, siapa ya yang sosialisasi tadi
namanya” “hehe ngomong apa kamu girl??” “udahlan kita cari tau yuk?” si fitri
hanya tersenyum.
Awalnya fitri nggak
ada niatan sama sekali mencari tahu si doi, “namanya saja nggak tahu, sentaknya
dalam hati”, dilain waktu si fitri punya acara untuk menyebar panflet ternyata
si doi duduk di balkon kampus tepat jam 7 hari kamis, kamis berikutnya dia melihatnya lagi tepat
jam 7 hari-hari kamis yang lainpun tetap sama, dan bisa di pastikan si doi
berada di balkon setiap hari kamis jam 7 menghadap ketimur padahal jadwal
kuliahnya jam 8 baru di mulai.
Fitri tidak akan menyapanya,
si doi juga hanya melihatnya dari jauh. Dan dia baru mengetahui nama si doi
ketika fitri dan ratna mencari ketua kelas si doi karena ada keperluan
dengannya, ternyata si ketua belum datang tapi ada si doi waktu itu, ketika
mereka berdua tanya pada salah satu temannya maka dia menjawab “owh tannya
dengan wakilnya saja mbak, karena ketuanya belum datang. Eko ada yang cari
kamu” “namanya ternyata eko bukan agus
pren” kata ratnya “you right, girl” timpal si fitri.
Eko ini kalau dari jauh
orangnya ngumbar senyum, tapi kalo di deketin bawaannya serius. Itu mungkin
karena belum kenal, wajarlah tapi apa selamanya dia gini? Ikuti ajah ya
kisahnya hehe..
Di sisi lain teman-teman
organisasi kampus menggembar-gemborkan seseorang, agus namanya. Di setiap
pelajaran si nisa’ selalu membicarakan si agus, kerenlah, tampan, pinter,
hampir tak ada kecacatan padanya. Dia juga mau kalau dekat dengannya.
Fitripun meminjam buku yang
sesuai dengan fakultas eko, karena ingin tahu dia lebih. hari itu tepat akhir
desember, karena fitri dekat dengan nisa’ dia meminta nomer eko. Nisa’ memang
nggak punya tapi agus yang punya. Dengan kecanggihan akalnya fitri menyuruh
nisa’ agar memintakan nomor si eko ke agus. Fitri tahu agus adalah teman eko,
dan dia ketua di kelas yang sama dengan eko.
Aha.. setelah nopenya fitri
dapatkan, dia otomatis meminjam buku yang di kejarnya selama setahun. Dan baru
tahu kalau yang punya itu si eko. Sebelum si fitri SMS temannya aminah membawa
buku yang di incar si fitri, tertulis di depannya nama eko.
Tepat setelah masuk
sekolah aminah mara-mara sama fitri “kamu ya yang SMS mas eko, ni aku di marahi
mas ardi” “kalau iya kenapa girl, aku juga butuh bukunya” dengan gaya manisnya
yang mungkin agak kesal dengan fitri aminah melenggang pergi. Malamnya fitri
meminta nisa’ untuk mengirim nomer ardi, dan malam itu dia mengiri SMS pada
ardi, kalau bukan si aminah yang mengirim SMS ke eko tapi fitri.
Dari situ ardi paham,
dan meminjami fitri buku yang fitri mau. Tapi buku itu bukanlah bukunya tapi
buku eko yang di pinjamkan padanya, tak lupa fitri menanyakan eko padanya tapi
setiap fitri menannyakan sedikit tenteng eko malah dia menjawab kalau agus
adalah orang hebat, keren, banyak teman di sukai bannyak twman wanita. Fitri
nggak mau tahu, apalagi ratna yang membackingnya. Hoho
Mereka bertiga
bagaikan saudara kembar yang tidak terpisahkan,
Agus : koleris-sangwinis yang semua orang kagum padanya
Eko : melankolis yang pendiam, tapi ko bisa jadi trainer.
Bukan alasan juga kale,,
Ardi : sangwinis yang kerjaannya kayak detektif
Tepat sepulang sekolah mereka bertiga berda di depan gerbag
sekolah, bak detektif yang akan melihat TO-nya. Ternyata mereka menunggu fitri
keluar, setelah fitri keluar kelas dengan ratnya, ketiganya yang semula duduk
beranjak berdiri melihat keduanya. Fitri yang salting langsung menggambil Hpnya
pura-pura sms, dia tahu kalau ketigannya menunggunya keluar.
Eko dan agus ingin tahu fitri, sedang penunjuknya adalah ardi,
yang kebetulan sudah bertemu duluan di perpus dengan fitri melalui perantara
nisa’.
THE THRUE KING
Kalo sobat baca agak
binggung pastinya siapa rajanya, tunggu bentar ini mau di lanjut kok.. sob,
ternyata rajanya si agus kenapa hampir bisa di katakan seperti itu. Bukan raja
si sebenarnya tapi semua orang di kampus hampir menggenalnya tidak ada yang
tidak tahu dia mahasiswa aktif, hampir semua kegiatan di lakoni. Fitri yang
agaknya tidak tahu di paksa tahu oleh teman-temannya. Tapi dia tak inggin tahu
lebih bannyak akan si doi, cukup eko yang membuat dia penassaran.
Ketika fitri tahu eko
seorang trainer, dia malah inggin berguru dengannya, tapi ada komentar miring
tentang eko kalau dia sombong, nggak pernah senyum, pokoknya nggak banget dari
pandangan teman fitri yang satu ini sebut saja nur tapi ketika dia
memproklamirkan hal tersebut malah belakanggnya di tambahi dengan kata2 “tapi
kalu nanti dia jodohku, gmana? Walah aku nggak mau ngejek dia lagi nanti malah
aku suka dia” jadilah forum keduanya lucu2an.
Merasa fitri butuh
dan inggin dekat menggambil pelajaran dari eko, dia agak mendekat juga dengan
raja kampus “persahabatan yang tidak ada ruginya” untuk mendekati eko dia harus
dekat dengan raja kampus, itulah jalannya pikir fitri. Ketika fakultas mereka
mengadakan acara fitripun mengikutinya yang menjadi ketuannya teteplah si raja
kampus, fitri tidak menafikkannya kalau memang dia juga pantas di sebut raja
kampus. Tapi tujuannya tetaplah si eko.
Setelah keluar
ruanggan fitri menunggu ratna dan 2 teman lainnya di depan pintu, mereka nggak
keluar juga. Sambil menyandarkan kepalanya di kusenpintu dia melihat si doi,
eko keluar ruanggan dengan jaket putihnya dengan senyuman manisnya yang mahal
banget menyapa fitri, tak ayal fitri memanfaatkan momen tersebut berjalan
keduannya di koridor ruanggan raja kampuspun melihat keduannya seakan ada
guratan geram yang tersimpan, karena sengaja memang fitri mengopinikan keteman
temannya kalau dia dekat dengan raja kampus, raja kampuspun tahu jika
seandainya teman-teman fitri tahu.
Bagai tak perdulikan
yang lain eko dan fitri bercakap2 “ka’ saya mau pinjam buku dengan kakak,
bukannya seseorang itu di lihat dari buku apa yang kita baca dan siapa teman
kita ya,,” “ya bener banget, kan kemarin juga pernah pinjem buku saya kan?” malunya
nggak ketulungan si fitri, mungkin ardi sudah memberi tahunya. Dan ternyata eko
bukan seperti yang di gambarkan si nur.
Fitri memang membiarkan
ketika teman-temannya menganggap dia dengan raja kampus, bahkan dia hanya
mengatakan tidak. Tapi seperti yang di paparkan di depan fitri mengikuti
kegiatan-kegiatan raja kampus hanya untuk bisa dengan eko. Tak lupa fitri
meminjam buku ke eko, selang beberapa hari ada kegiatan di taman kota. Waktu
itu memang raja kampus tidak bisa datang eko juga tidak datang meski kemarin
dia agak meyakinkan perihal kedatangannya pada fitri.
Dengan cemas fitri
mengirim sms “boy, are you not present today?. I’m wait
you so long” dengan getaran kecil di hp fitri ternyata eko menjawab “sorry girl, I CAN’t I’m busy now” agak kecewa fitri
menjawab “I know u are busy person, oc see u” tanpa
jawaban atau apapun dari eko, sedih menyelimutinya ternyata setengah jam
sebelum acara ditutup dia datang bersama raja kampus.
Senyuman yang
melayang dari bibirnya masih terlihat jelasdengan berjalan di depan fitri, d
jaket coklat menyelimutinya dia duduk di sebelah pojok dekat dengan agus. So
surprise pikir fitri, fitri tahu dia sangat sibuk ketika dalam acara itupun eko
masih mengurusi surat-suratnya menjepit yang satu ke bibirnya, mengotak
atiknya.
Fitri masih menatapnya, eko juga merasakan
tatapannya. lalu rajakampus melihat si fitri dan mengajak ngobrol eko. Agar
fitri tidakmenatapnya lagi. Hingga ketiganya fokus pada masing-massing dirinya.
Sepulang dari taman kota fitri bergumam dalam dirinya, kalau eko adalah tipe2
orang romantis masa kini, apalagi penuturannya pada fitri sebelum pulang dari
taman kota. Tapi kini dia sadar, eko bukanlah tempat yang cocok untuk dia,
untuk memiliki ilmu darinya bukan seperti ini. karena nanti sesuatu yang paling
dia takutkan akan terjadi. Fitri takut jika dia sayang dengan eko, apalagi
dengan si raja kampus karena ada temannya yang sudah lebih sayang dengan si
raja kampus.
Fitri agak merasa
bersalah, bukan maksud mendekati raja kampus agar bisa dengan eko tapi itulah
yang terjadi. Apa lagi ketika raja kampus menceritakan kalau dia ingin seperti eko seorang trainer. Bukan
maksud fitri mengunggulkan si eko ketika dia bercakap2 dengan agus. Mungkin agus juga sadar kalau
dia hanya perantara. Fitri juga berfikir kalau agus sudah cukup banyak memiliki
kasih sayang, jadi lebih baik fitri menjauh dari keduanya. Dia binggung apakah
itu hanya asumsinya, meski fitri merasakan ada ketenagan ketika dengan agus.
Lagi pula
banyak temannya yang menyuruhnya agar menjauh dari keduanya, sebenarnya
seseorang itu kebanyakan tidak takut menjauh, tapi kebanyakan dari mereka takut
kehilanggan. Raja kampus
adalah orang baik baginya, dewasa, semua wanita mencoba dekat dengannya. Tapi bukan
itu yang diinginkan fitri, bukan dekatnya dia dengan sang raja. Tapi dia dekat
dengan eko, menjadikannya kakak adalah hal yang indah untuknya. Yang paling
fitri suka adalah ketika eko memakai sweter sejenis rompi berwarna abu2, di
tambah senyumnya, dan gaya meliriknya. Dia trainer yang luar biasa, seakan dia
bukan trainer kalau sedang sendu. Semua orang juga senang dengan petuahnya
karena memang dia jarang bicara, kecuali hanya untuk yang penting2 saja.
Kalau ada teman
wanita yang bisa membantu kenapa harus ke teman laki-laki dulu pikir fitri,
bukankah itu sudah pergauan yang mencampur adukkan lawan jenis. Hal itu juga
yang terngiang dalam benak fitri tentang pengetahuan sebelumnya berupa aturan
pergaulan dan egonya berkecamuk. Akhirnya dia meninggalkan keduanya, memilih
jauh dari mereka berdua dan mematuhi tatanan pergaulan yang ada dalam islam.
Meski sulit dia bisa, walau berat jalannya dia bahagya. Adanya cinta, gharizah
nau’ karena rangsangan berupa hubungan komunikasi maka dia akan menjauhinya
karena belum waktunya juja. How about you?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar