Kamis, 14 Maret 2013

Raja kampus 1





RAJA KAMPUS  1 ^_^
Guys, apa yang ada di pikiran kalian tentang dunia kampus? Yup ada seneng ada susahnya, ada ketawa juga banyak sedihnya apa lagi yang ngekost hehe.. kalo SMA dulu masa-masanya juga bahagia seakan nggak ada habisnya.
Guys ni tukilan cerita dari sorang cewe’ yang baru ngerasain dunia kampus, dunia yang diimpikannya sejak dulu, yang kini hari-harinya dia isi dengan cerita-cerita macam rupa. Rasanya juga nggak afdhol kalo nggak pake kata-kata pada suatu hari, so
Suatu hari di awal-awal si fitri masuk kampus selang 9 bulan,an ada seminar yang di adakan anak fakultas sebelah”fakultas yang lain bro” dengan gaya cueknya bersama salah satu temannya dia duduk di belakang membahas tugas yang akan mereka berdua kerjakan, pada waktu itu belumlah ada seminar baru sosialisasinya.
Tak ayal fitri melihat si doi yang dengan 2 teman ceweknya dan satu teman cowoknya yang bersosialisasi. Fitri hanya bisa melihat dari jauh tanpa mau menanggapi lebih lanjut seperti anak-anak cewek lain yang tanya ngalor-ngidul dengan si doi.
Sepulang dari kampus, temanya sebut saja ratna yang berbeda kelas tapi tetap satu jurusan menyodorkan sebuah selebaran berisi seminar yang akan di adakan di kampusnya. Dengan hati riang si rata ngajak ngobrol “fit, kamu tahu nggak mas-mas yang sosialisa seminar tadi ni ada Cpnya. Namanya Agus dan ari, siapa ya yang sosialisasi tadi namanya” “hehe ngomong apa kamu girl??” “udahlan kita cari tau yuk?” si fitri hanya tersenyum.
Awalnya fitri nggak ada niatan sama sekali mencari tahu si doi, “namanya saja nggak tahu, sentaknya dalam hati”, dilain waktu si fitri punya acara untuk menyebar panflet ternyata si doi duduk di balkon kampus tepat jam 7 hari kamis,  kamis berikutnya dia melihatnya lagi tepat jam 7 hari-hari kamis yang lainpun tetap sama, dan bisa di pastikan si doi berada di balkon setiap hari kamis jam 7 menghadap ketimur padahal jadwal kuliahnya jam 8 baru di mulai.
Fitri tidak akan menyapanya, si doi juga hanya melihatnya dari jauh. Dan dia baru mengetahui nama si doi ketika fitri dan ratna mencari ketua kelas si doi karena ada keperluan dengannya, ternyata si ketua belum datang tapi ada si doi waktu itu, ketika mereka berdua tanya pada salah satu temannya maka dia menjawab “owh tannya dengan wakilnya saja mbak, karena ketuanya belum datang. Eko ada yang cari kamu” “namanya  ternyata eko bukan agus pren” kata ratnya “you right, girl” timpal si fitri.
Eko ini kalau dari jauh orangnya ngumbar senyum, tapi kalo di deketin bawaannya serius. Itu mungkin karena belum kenal, wajarlah tapi apa selamanya dia gini? Ikuti ajah ya kisahnya hehe..
Di sisi lain teman-teman organisasi kampus menggembar-gemborkan seseorang, agus namanya. Di setiap pelajaran si nisa’ selalu membicarakan si agus, kerenlah, tampan, pinter, hampir tak ada kecacatan padanya. Dia juga mau kalau dekat dengannya.
Fitripun meminjam buku yang sesuai dengan fakultas eko, karena ingin tahu dia lebih. hari itu tepat akhir desember, karena fitri dekat dengan nisa’ dia meminta nomer eko. Nisa’ memang nggak punya tapi agus yang punya. Dengan kecanggihan akalnya fitri menyuruh nisa’ agar memintakan nomor si eko ke agus. Fitri tahu agus adalah teman eko, dan dia ketua di kelas yang sama dengan eko.
Aha.. setelah nopenya fitri dapatkan, dia otomatis meminjam buku yang di kejarnya selama setahun. Dan baru tahu kalau yang punya itu si eko. Sebelum si fitri SMS temannya aminah membawa buku yang di incar si fitri, tertulis di depannya nama eko.
Tepat setelah masuk sekolah aminah mara-mara sama fitri “kamu ya yang SMS mas eko, ni aku di marahi mas ardi” “kalau iya kenapa girl, aku juga butuh bukunya” dengan gaya manisnya yang mungkin agak kesal dengan fitri aminah melenggang pergi. Malamnya fitri meminta nisa’ untuk mengirim nomer ardi, dan malam itu dia mengiri SMS pada ardi, kalau bukan si aminah yang mengirim SMS ke eko tapi fitri.
Dari situ ardi paham, dan meminjami fitri buku yang fitri mau. Tapi buku itu bukanlah bukunya tapi buku eko yang di pinjamkan padanya, tak lupa fitri menanyakan eko padanya tapi setiap fitri menannyakan sedikit tenteng eko malah dia menjawab kalau agus adalah orang hebat, keren, banyak teman di sukai bannyak twman wanita. Fitri nggak mau tahu, apalagi ratna yang membackingnya. Hoho
Mereka bertiga bagaikan saudara kembar yang tidak terpisahkan,
Agus : koleris-sangwinis yang semua orang kagum padanya
Eko : melankolis yang pendiam, tapi ko bisa jadi trainer. Bukan alasan juga kale,,
Ardi : sangwinis yang kerjaannya kayak detektif

Tepat sepulang sekolah mereka bertiga berda di depan gerbag sekolah, bak detektif yang akan melihat TO-nya. Ternyata mereka menunggu fitri keluar, setelah fitri keluar kelas dengan ratnya, ketiganya yang semula duduk beranjak berdiri melihat keduanya. Fitri yang salting langsung menggambil Hpnya pura-pura sms, dia tahu kalau ketigannya menunggunya keluar.

Eko dan agus ingin tahu fitri, sedang penunjuknya adalah ardi, yang kebetulan sudah bertemu duluan di perpus dengan fitri melalui perantara nisa’.

THE THRUE KING
Kalo sobat baca agak binggung pastinya siapa rajanya, tunggu bentar ini mau di lanjut kok.. sob, ternyata rajanya si agus kenapa hampir bisa di katakan seperti itu. Bukan raja si sebenarnya tapi semua orang di kampus hampir menggenalnya tidak ada yang tidak tahu dia mahasiswa aktif, hampir semua kegiatan di lakoni. Fitri yang agaknya tidak tahu di paksa tahu oleh teman-temannya. Tapi dia tak inggin tahu lebih bannyak akan si doi, cukup eko yang membuat dia penassaran.
Ketika fitri tahu eko seorang trainer, dia malah inggin berguru dengannya, tapi ada komentar miring tentang eko kalau dia sombong, nggak pernah senyum, pokoknya nggak banget dari pandangan teman fitri yang satu ini sebut saja nur tapi ketika dia memproklamirkan hal tersebut malah belakanggnya di tambahi dengan kata2 “tapi kalu nanti dia jodohku, gmana? Walah aku nggak mau ngejek dia lagi nanti malah aku suka dia” jadilah forum keduanya lucu2an.
Merasa fitri butuh dan inggin dekat menggambil pelajaran dari eko, dia agak mendekat juga dengan raja kampus “persahabatan yang tidak ada ruginya” untuk mendekati eko dia harus dekat dengan raja kampus, itulah jalannya pikir fitri. Ketika fakultas mereka mengadakan acara fitripun mengikutinya yang menjadi ketuannya teteplah si raja kampus, fitri tidak menafikkannya kalau memang dia juga pantas di sebut raja kampus. Tapi tujuannya tetaplah si eko.
Setelah keluar ruanggan fitri menunggu ratna dan 2 teman lainnya di depan pintu, mereka nggak keluar juga. Sambil menyandarkan kepalanya di kusenpintu dia melihat si doi, eko keluar ruanggan dengan jaket putihnya dengan senyuman manisnya yang mahal banget menyapa fitri, tak ayal fitri memanfaatkan momen tersebut berjalan keduannya di koridor ruanggan raja kampuspun melihat keduannya seakan ada guratan geram yang tersimpan, karena sengaja memang fitri mengopinikan keteman temannya kalau dia dekat dengan raja kampus, raja kampuspun tahu jika seandainya teman-teman fitri tahu.
Bagai tak perdulikan yang lain eko dan fitri bercakap2 “ka’ saya mau pinjam buku dengan kakak, bukannya seseorang itu di lihat dari buku apa yang kita baca dan siapa teman kita ya,,” “ya bener banget, kan kemarin juga pernah pinjem buku saya kan?” malunya nggak ketulungan si fitri, mungkin ardi sudah memberi tahunya. Dan ternyata eko bukan seperti yang di gambarkan si nur.
Fitri memang membiarkan ketika teman-temannya menganggap dia dengan raja kampus, bahkan dia hanya mengatakan tidak. Tapi seperti yang di paparkan di depan fitri mengikuti kegiatan-kegiatan raja kampus hanya untuk bisa dengan eko. Tak lupa fitri meminjam buku ke eko, selang beberapa hari ada kegiatan di taman kota. Waktu itu memang raja kampus tidak bisa datang eko juga tidak datang meski kemarin dia agak meyakinkan perihal kedatangannya pada fitri.
Dengan cemas fitri mengirim sms “boy, are you not present today?. I’m wait you so long” dengan getaran kecil di hp fitri ternyata eko menjawab “sorry girl, I CAN’t I’m busy now” agak kecewa fitri menjawab “I know u are busy person, oc see u” tanpa jawaban atau apapun dari eko, sedih menyelimutinya ternyata setengah jam sebelum acara ditutup dia datang bersama raja kampus.
Senyuman yang melayang dari bibirnya masih terlihat jelasdengan berjalan di depan fitri, d jaket coklat menyelimutinya dia duduk di sebelah pojok dekat dengan agus. So surprise pikir fitri, fitri tahu dia sangat sibuk ketika dalam acara itupun eko masih mengurusi surat-suratnya menjepit yang satu ke bibirnya, mengotak atiknya.
 Fitri masih menatapnya, eko juga merasakan tatapannya. lalu rajakampus melihat si fitri dan mengajak ngobrol eko. Agar fitri tidakmenatapnya lagi. Hingga ketiganya fokus pada masing-massing dirinya. Sepulang dari taman kota fitri bergumam dalam dirinya, kalau eko adalah tipe2 orang romantis masa kini, apalagi penuturannya pada fitri sebelum pulang dari taman kota. Tapi kini dia sadar, eko bukanlah tempat yang cocok untuk dia, untuk memiliki ilmu darinya bukan seperti ini. karena nanti sesuatu yang paling dia takutkan akan terjadi. Fitri takut jika dia sayang dengan eko, apalagi dengan si raja kampus karena ada temannya yang sudah lebih sayang dengan si raja kampus.
Fitri agak merasa bersalah, bukan maksud mendekati raja kampus agar bisa dengan eko tapi itulah yang terjadi. Apa lagi ketika raja kampus menceritakan kalau dia  ingin seperti eko seorang trainer. Bukan maksud fitri mengunggulkan si eko ketika dia bercakap2  dengan agus. Mungkin agus juga sadar kalau dia hanya perantara. Fitri juga berfikir kalau agus sudah cukup banyak memiliki kasih sayang, jadi lebih baik fitri menjauh dari keduanya. Dia binggung apakah itu hanya asumsinya, meski fitri merasakan ada ketenagan ketika dengan agus.
Lagi pula banyak temannya yang menyuruhnya agar menjauh dari keduanya, sebenarnya seseorang itu kebanyakan tidak takut menjauh, tapi kebanyakan dari mereka takut kehilanggan. Raja kampus adalah orang baik baginya, dewasa, semua wanita mencoba dekat dengannya. Tapi bukan itu yang diinginkan fitri, bukan dekatnya dia dengan sang raja. Tapi dia dekat dengan eko, menjadikannya kakak adalah hal yang indah untuknya. Yang paling fitri suka adalah ketika eko memakai sweter sejenis rompi berwarna abu2, di tambah senyumnya, dan gaya meliriknya. Dia trainer yang luar biasa, seakan dia bukan trainer kalau sedang sendu. Semua orang juga senang dengan petuahnya karena memang dia jarang bicara, kecuali hanya untuk yang penting2 saja.

Kalau ada teman wanita yang bisa membantu kenapa harus ke teman laki-laki dulu pikir fitri, bukankah itu sudah pergauan yang mencampur adukkan lawan jenis. Hal itu juga yang terngiang dalam benak fitri tentang pengetahuan sebelumnya berupa aturan pergaulan dan egonya berkecamuk. Akhirnya dia meninggalkan keduanya, memilih jauh dari mereka berdua dan mematuhi tatanan pergaulan yang ada dalam islam. Meski sulit dia bisa, walau berat jalannya dia bahagya. Adanya cinta, gharizah nau’ karena rangsangan berupa hubungan komunikasi maka dia akan menjauhinya karena belum waktunya juja. How about you?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar